Saturday 2 March 2013

DO’A ADALAH SENJATA UTAMA

Dalam eskpedisi jihad, suatu ketika Qutaibah bin Muslim mengumpulkan para tokoh tokoh untuk konsolidasi, namun beliau kehilangan satu di antara mereka yakni muhammad bin waasi’, beliau memerintahkan salah seorang pasukannya untuk mencari beliau. Ternyata di dapatkan bahwa beliau sedang mengangkat tangannya untuk berdo’a.Hal itu di laporkan kepada Qutaibah bin Muslim. Beliau berkata : Biarkanlah ia demi Allah Muahmmad bin Waasi’ itu lebih aku sukai dari pada seribu bila pedang pilihan yang di pegang oleh seribu orang jagoan.
Diriwayatkan oleh muslim bahwa ada tiga orang yang terjebak di dalam gua dan akhirnya hanya dapat selamat dengan do’a. kita pernah pula mendengar bahwa imam Ahmad mendo’akan seorang ibu yang lumpuh. Seketika ibu tersebut sembuh dari sakitnya. Kisah tentang betapa ampuhnya do’a tersebut amat banyak kita dapatkan pada masa salaf. Bahkan sahabat Sa’ad bin Abi waqosh tidak pernah tertolak do’anya.
Namun hari ini, betapa kita kehilangan keampuhan do’a yang merupakan senjata bagi orang mukmin. Bukan berarti do’a sudah tidak layak lagi untuk di terapkan pada abad modern ini, bukan pula karena Allah tidak sudi lagi mengkabulkan do’a hambanya, namun keampuan tersebut lenyap karena adanya penghalang yang dilakukan oleh manusia sendiri. Karena mereka melanggar aturan yang telah di gariskan oleh Allah yang menyebabkan terhalangnya do’a Pelanggaran tersebut berupa makan minum dan memakai sesuatu dari yang haram.
Di abad milinium ini, tak terbilang lagi banyaknya jenisnya makanan, minuman pakaian ataupun kosmetika yang muncul dengan berbagai kemasan dan merk. Ironisnya kaum muslimin tidak selektif dalam memilah dan memilih barang barang yang mereka konsumsi di samping minimnya pengetahuan mereka tentang jenis barang barang yang haram. Barangkali inilah masa yang di janjikan oleh Rosululloh :
“ Akan ada di antara umatku yang memakan beraneka ragam makanan dan minuman, berpakaian dengan segala macam jenis pakaian dan asal bicara, mereka itulah seburuk buruk ummatku” ( HR Thobroni )
Akibat buruk dari barang barang haram tersebut amat banyak namun kalau saja tidak ada akibat lain dari mengkosumsi barang haram selain terhalangnya do’a, maka ini adalah mala petaka yang besar karena orang orang yang telah kehilangan keampuhan do’anya berarti dia telah kehilangan senjata yang paling ampuh untuk meraih cita citanya. Ibnul qoyyim berkata : Do’a merupakan sarana yang paling ampuh untuk mendapatkan sesuatu yang di cari dan menolak sesuatu yang di benci.
KEUTAMAAN BERDO’A
Allah Ta’ala berfirman :
وقال ربكم اعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين ( المؤمن : 60 )

“Dan robmu berfirman : Berdo’alah kepada-KU niscaya akan KU perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” ( QS Al Mu’min : 60 )

Dan firman Allah yang lain :
وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعاني فايستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون ( البقرة :186 )

"Dan apabila hamba hamba KU bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah,bahwasanya Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." ( QS Al Baqoroh : 186 )

Nabi bersabda :

ألدعاء هو العبادة قال ربكم أدعوني أستجب لكم


Do’a adalah ibadah. Rob kalian telah berfirman : Berdo’ala kepada-Ku niscaya Akan Ku perkenankan bagimu . ( Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 211, Ibnu Majah 2/ 1258 )

Nabi juga bersabda :
إن ربكم تبارك وتعالى حيي كريم يستحيي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يرد هما صفرا .

"Sungguh, Rob kalian Maha pemalu dan pemurah.Ia malu kepada hambaNya apabila ia mengangkat kedua tangannya kepadaNya, jika Ia mengembalikan kedua tangannya itu dalam keadaan kosong ( tidak di kabulkan Doanya )"
( HR Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 557, Ibnu Majah 2/ 1271 Ibnu hajar mengomentari : sanadnya jayyid )

Nabi juga bersabda :
ما من مسلم يدعوا الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الأخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها قالوا إذا نكثر قال الله أكثر

"Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan permintaan yang di dalamnya tidak terdapat dosa atau permutusan silatr rohim kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, karena do’a itu sala satu dari tiga Hal : Bisa jadi Allah segera mengabulkan do’anya itu, atau Dia menyimpan do’a untuknya di akherat atau Dia menghindarkannya dari keburukan yang sebanding dengan do’anya Para sahabat berkata : jika demikian kami akan memperbanyak do’a. Beliau bersabda : Allah lebih banyak lagi pemberiannya.( HR At Tirmidzi 5/ 566, dan 5/ 462, Ahmad 3/ 18 )

  
ADAB ADAB BERDO’A DAN SEBAB SEBAB DI KABULKANNYA DO’A
1.      Keikhlasan kepada Allah
2.      Memulai do’a dengan membaca hamdalah dan sholawat Nabi, juga mengakhirinya dengan itu.
عن فضالة بن عبيد رضي الله عنه قال :سمع رسول الله صلى الله عليه وسملم رجلا يدعو في صلاته لم يمجد الله تعالى ولم يصل على النبى فقال رسول الله : ((عجل هذا ثم دعاه فقال له أو لغيره : إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميدربه سبحانه والثناء عليه ثم يصلى على النبى ثم يدعو بعد بما شاء (رواه الترميذى حديث حسن صحيح )
Dari fadholah bin ubaid:Rosululloh SAW mendengar seorang laki laki berdo’a dalam sholatnyayang tidak memuji Allah Ta’ala dan tidak bersholawat atas Rosul, maka Rosululloh SAW bersabda :
3.      Sungguh sungguh dalam berdo’a dan yakin akan di kabulkan.
4.      Banyak mengulang do’a dan tidak tergesa gesa untuk di kabulkan.
5.      Kehadiran hati sewaktu berdo’a.
عن أبى هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسملم : (( ادعو الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله تعالى لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه ( رواه الترميذى اسناده ضعيف )
 
“Dari Abi Huroiroh ra ia berkata : Rosululloh SAW bersabda : berdo’alah kepada Allah dan kamu yakin do’amu akan di kabulkan , dan ketahuilah bahwasanya Allah Ta’ala tidak mengabulkan do’a orang yang hatinya lalai.( HR Tirmidzi sanadnya lemah )
6.      Berdo’a baik dalam keadaan lapang maupun berat.
7.      Hanya berdo’a kepada Allah semata mata.
8.      Tidak berdo’a untuk kejelekan : keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
9.      Merendahkan suara dalam berdo’a, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras.
10.    Mengakui dosa dan beristighfar ( memintak ampunan ) kepada Allah. Mengakui nikmat dan bersyukur kepada Allah terhadap nikmat-NYa.
11.    Tidak perlu membuat kalimat bersajak di dalam berdo’a.
12.    Rendah hati, khusyu’, di sertai perasaan berharap dan takut.
13.    Mengembalikan apa saja yang di peroleh secara Dzalim, di iringi dengan taubat.
14.    Berdo’a tiga kali.

عن ابن مسعود رضي الله عنه : ((أن رسول الله صلى الله عليه وسملم كان يعجبه أن يدعو ثلاثا ويستغفر ثلاثا ( رواه أبو داود )

 “Dari ibnu mas’ud : bahwasanya Rosululloh suka berdo’a tiga kali dan beristighfar tiga kali.” ( HR Abu dawud )
15.    Menghadap kiblat.
16.    Mengangkat tangan ketika berdo’a.

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسملم إذا رفع يديه في الدعاء لم يحطهما حتى يمسح بهما وجهه. ( رواه الترميذى قال إنه حديث صحيح )

 “Dari Umar bin Khotthob ra   ia berkata : Rosululloh SAW jika berdo’a mengangkat kedua tangannya dan tidak menurunkan kedua tangannya sanpai beliau mengusapkannya kewajahnya.” ( HR Tirmidzi ia berkata : Sesungguhnya ini adalah hadits yang shohih )
17.    Berwudhu sebelum berdo’a, apabila bisa di lakukan dengan mudah.
18.    Jangan sampai berlebih lebihan dalam berdo’a.
19.    Hendaklah memulai berdo’a untuk diri sendiri, apabila hendak mendo’akan orang lain.
ربنا اغفرلي ولوالدي وللمؤمنين يوم يقوم الحساب ( إبراهيم : 41 )

“ Ya Allah Rob kami beri ampunlah aku dan kedua bapakku dan sekalian orang orang mukmin pada hari terjadinya hisab “ ( QS Ibrohim : 41 )

رب اغفرلي ولوالدي ولمن دخل بيتي مؤمنا وللمؤمنين والمؤمنات ( نوح : 28 )

“ Ya Robku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang orang yang beriman laki laki dan perempuan “ ( QS Nuh : 28 )

20.    Bertawasul kepada Allah dengan nama nama-Nya yang indah dan sifat sifat-Nya Yang Maha Tinggi dengan amal sholih yang pernah di lakukan, atau dengan perantaraan do’a orang sholih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
21.    Hendaklah makanan dan pakaian orang yang berdo’a itu halal.
Tidak berdo’a, memintak sesuatu yang mengandung dosa atau permutusan hubungan silaturrohim
ما من مسلم يدعوا الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الأخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها قالوا إذا نكثر قال الله أكثر

"Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan permintaan yang di dalamnya tidak terdapat dosa atau permutusan silatr rohim kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, karena do’a itu sala satu dari tiga Hal : Bisa jadi Allah segera mengabulkan do’anya itu, atau Dia menyimpan do’a untuknya di akherat atau Dia menghindarkannya dari keburukan yang sebanding dengan do’anya Para sahabat berkata : jika demikian kami akan memperbanyak do’a. Beliau bersabda : Allah lebih banyak lagi pemberiannya."(HR At Tirmidzi 5/ 566, dan 5/ 462, Ahmad 3/ 18 )


22.    Hendaklah melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
23.    menjauhkan diri dari seluruh perbuatan maksiat.
Akhirnya marilah kita bermuhasabah terhadap apa yang telah kita kerjakan, betapa kerapnya do’a kita panjatkan kepada Allah, betapa seringnya kita mendengarkan istighitsah kubro di gelar, namun mengapa bangsa ini belum juga mentas dari multi krisis yang menerpa ? Apakah hal ini di sebabkan akrabnya masyarakat kita dengan barang barang yang haram maupun yang syubhat. Ataukah mereka hanya berdo’a namun dalam waktu yang bersamaan menetang hukum hukum Allah dan tidak mau tunduk dengan aturan aturan-Nya ?
Ya Allah kabulkanlah do’a kami, sesungguhnya Engkau Maha mengabulkan do’a.
 Oleh : Nafi’

sumber : http://www.ansharuttauhid.com/read/publikasi/169/doa-adalah-senjata-utama/